Dalam proses pembelajaran,
media yang digunakan dapat mebantu memperlancar komunikasi antara guru dan
siswa, termasuk penggunaan media torso, yaitu sebuah media berbentuk patung
dengan susunan dan komposisi tubuh manusia serta organ-organ tubuh.
Media torso merupakan model
berupa patung manusia yang dilengkapi dengan komponen organ-organ tubuh
manusia, baik bentuk maupun letaknya. Torso sangat mudah digunakan, guru dan
siswa dapat mendeskripsikan dengan jelas nama, bentuk dan letak organ-organ
tubuh manusia karena bagian-bagian tersebut dapat dipisah-pisahnya/dilepas
untuk keperluan peragaan di depan kelas.
Torso oleh Sudjana
dan Rivai (2007: 163) diartikan pula sebagai :
Model susun (build-up
model) yaitu model susunan dari beberapa objek yang lengkap, atau sedikitnya
suatu bagian yang penting dari objek itu. Lebih lanjut diungkapkan bahwa model
susun dari tubuh manusia (torso) memberi pengamatan terbaik kepada para murid
mengenai letak serta ukuran dari organ tubuh yang sebenarnya.
Sementara itu Sudjana
dan Riva’i (1989: 57) memperkenalkan dua macam konsep pemikiran yang masih
dipakai, yaitu : Pertama; pentingnya pengelompokan jenis-jenis alat bantu
visual yang dipakai dalam kegiatan instruksional. Kedua, perlunya
pengilustrasian bahan-bahan ke dalam kurikulum sehingga penggunaannya tidak
terpisahkan.
Berkaitan dengan
uraian torso sebagai media visual, setiap media mempunyai fungsi dan tujuan
masing-masing. Menurut Sardiman (2003: 28) secara khusus grafis berfungsi untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghias fakta
yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Sedangkan menurut
Sudjana dan Riva’i (1989: 57) alat bantu visual bertujuan untuk; a)
Memperkenalkan, membentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep
yang abstrak kepada murid, b) mengembangkan sikap-sikap yang dikehendaki, c)
mendorong kegiatan murid lebih lanjut.